Liputan6.com, Kabul - Taliban telah menangkap lima perempuan yang berdemonstrasi di ibu kota Afghanistan, Kabul. Para perempuan itu menentang larangan kuliah di universitas.
Dilansir BBC, Jumat (23/12/2022), selain demonstran, taliban juga mengakap tiga wartawan.
Protes juga terjadi di provinsi Takhar. Penjaga menghentikan ratusan wanita memasuki universitas pada hari Rabu - sehari setelah larangan diumumkan.
Ini adalah kebijakan terbaru yang membatasi pendidikan perempuan sejak Taliban kembali berkuasa tahun lalu. Anak perempuan telah dikeluarkan dari sebagian besar sekolah menengah.
Larangan baru diterapkan dengan segera oleh menteri pendidikan tinggi pada Selasa 21 Desember, dengan universitas negeri dan swasta diperintahkan untuk melarang perempuan menghadiri.
Kementerian pendidikan mengatakan para sarjananya telah mengevaluasi kurikulum dan lingkungan universitas, dan kehadiran untuk anak perempuan akan ditangguhkan sampai "lingkungan yang sesuai" disediakan.
Belakangan, menteri pendidikan tinggi Taliban, Neda Mohammad Nadeem, mengatakan di televisi pemerintah bahwa perempuan dilarang kuliah karena tidak mengikuti aturan berpakaian.
"Mereka berpakaian seperti akan pergi ke pesta pernikahan."
Rekaman yang dibagikan di media sosial pada Kamis 22 Desember menunjukkan sekitar dua lusin wanita Afghanistan berjilbab berbaris melalui jalan-jalan di Kabul, mengangkat spanduk dan meneriakkan slogan-slogan.
Kelompok itu awalnya berencana untuk berkumpul di depan Universitas Kabul, lembaga pendidikan terbesar dan paling bergengsi di negara itu, tetapi lokasinya berubah setelah pihak berwenang mengerahkan sejumlah besar personel keamanan di sana.