Liputan6.com, Surabaya - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, industri baja nasional dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.
"Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada 2017 menjadi 5,2 juta ton pada 2021 dengan volume produksi meningkat dari 7,9 menjadi 14 juta ton pada kurun waktu yang sama," ujarnya di acara The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022 di Surabaya, Jumat (2/12/2022).
Putu mengatakan, meskipun kinerja industri baja nasional mengalami perbaikan dari sisi ekspor dan produksi, namun demikian tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional masih di bawah 60 persen yang terutama disebabkan oleh masih tingginya produk impor yang masih mencapai 6,6 juta ton pada tahun 2021.
"Kami berharap agar kebijakan P3DN dan TKDN harus terus diterapkan khususnya dalam menghadapi kelebihan kapasitas produksi regional dan global serta munculnya praktik perdagangan tidak adil (unfair trade)," ucapnya.
Selain itu, lanjut Putu, perlu terus digalakkan standarisasi produk baja untuk perlindungan konsumen dan menciptakan kondisi perdagangan yang adil.
"Kebijakan investasi yang tepat juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan kapasitas pada sektor yang masih membutuhkan investasi dan mengendalikan investasi pada sektor yang telah mengalami kelebihan kapasitas,” ujarnya.